Thursday, July 13, 2006

B B M
Dan
H U M O R
ala
Batak








BBM dan Humor ala Batak
Oleh : Laris Naibaho

Butet, jangan menangis putriku.. Tangismu akan semakin membuat pikiranku SIMANUNGKALIT menghadapi hidup ini setelah SBY memutuskan BBM naik.
SBY mungkin keliru, atau saya sebut saja tidak memiliki SIBARANI untuk mempertahankan harga, karena ditekan habis oleh IMF. Harusnya SBY menyadari, SAGALA barang di pasaran akan SILANGIT mengikuti harga BBM. Harga yang tadinya cuma NAPITUPULU sontak melonjak menjadi PANGARIBUAN. Ini bukan desas-desus, atau mencoba mendiskreditkan pemerintah di bawah SBY, tetapi semua orang bisa melihat indikatornya di PASARIBU yang lebih dikenal dengan Pasar Induk.

Butet, jangan meraung putriku. Engkau tahu, dan aku sadar betul, aku tidak bisa lagi seperti dulu di sore hari pergi ke BUKIT untuk mencari PERANGIN-ANGIN, karena NABABAN makin berat di pundakku. Aku memang masih memiliki HARAHAP bahwa kesulitan ini hanya masih bersifat sementara, seperti yang disampaikan oleh Aburizal Bakrie. Katanya, kenaikan BBM ini, justru untuk memperbaiki kinerja Pemerintah memakmurkan rakyat.

Butet, bersabarlah putriku. Kendati pekerjaanku sebagai supir yang melewati TOBING-TOBING terjal, dan juga harus berhadapan dengan SITINJAK dan MANURUNG yang curam, aku tak akan hengkang dari pekerjaan ini dan tetap SITORUS sampai tubuh ini tidak mampu lagi untuk bekerja. Sebab, pekerjaan apa lagi yang bisa kulakukan, karena konon dengan kenaikan BBM ini akan banyak pabrik yang bangkrut, terutama pabrik kapur BARUS. Ini terjadi, karena buruh-buruh HARIANJA banyak yang SIMORANGKIR kerja, karena tak mampu membayar ongkos angkot yang naik 100 prosen.
Butet, berhentilah menangis.

Tadi pagi, aku coba tanya SIJABAT kelurahan, siapa tahu, aku yang sopir ini mendapat subsidi dari pemerintah. Maksudku agar bisa membeli minyak tanah yang naiknya di luar rasio. 180 %. Sakit dada ini memikirkannya putriku. Rasanya, SEBAYANG di benak, kompor tua peninggalan ibumu akan SIMANJORANG menyala, karena kusadari penghasilanku akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. SILAEN itu, engkau akan semakin sering kutinggal, karena aku TAMBA pekerjaan lain, karena terbukti, kenaikan BBM ini telah diikuti dengan kenaikan sembilan bahan pokok lainnya.

Butet putriku,

Badanku letih, dan rasanya ingin memejamkan SIMARMATA ini meski hanya sekejap. Tapi SINAGA naganya nya terasa sulit., karena pikiranku yang menerawang sampai ke SAMOSIR, tempat pamanmu SITUMORANG dan amangborumu bapak ni si Poltak HUTABARAT yang pasti merasakan hal yang lebih sulit daripadaku. Tetapi meski demikian, dalam PANDIANGAN mataku, meski semua SIBUEA hidup disana akan membengkak, saya yakin tulang mu itu bisa MANULANG i semua kesulitan yang ada.

Butet permataku,

Aku ingin menangis MARPAUNG paung atau berteriak sekuat tenagaku untuk menghilangkan kepenatan pikiranku yang BUTAR-BUTAR ke sana-sini. Selalu saja timbul pertanyaan, KABAN persoalan negeri ini selesai? Apakah pemimpin negeri ini otaknya sudah pada LIMBONG, sehingga tidak bisa memberi rasa nyaman rakyatnya? Atau apakah pikiran mereka sudah SITOMPUL semua? Atau barangkali bahkan sudah pada SEMBIRING sehingga perlu untuk ke psiater? Ah. Apalagi tadi pagi, rekanku di penerbitan pers Prakitri Tahi SIMBOLON, meng sms ku, bahwa TAMBUNAN hutang kita ke anggota Paris Club yang dipimpin AS semakin menggunung. Padahal SIPAKKAR ekonomi yang menjadi andalan SBY selalu mengatakan, SIHOTANG kita akan turun terus-menerus, asalkan kita bisa memberantas korupsi dan mengadili koruptornya.
Tapi putriku, semua rasanya hanya menjadi isapan jempol, karena sudah menjadi rahasia umum, keadaan di masyarakat hari ke hari semakin GINTING, dan anggota kabinet satu dan yang lain saling SILALAHI, dan kalau begini jadinya siapa yang SINAMBELA rakyat? Yang paling menggalaukan hati, adalah AMBARITA yang menyebutkan bahwa akan terjadi reshuffle kabinet, yang orang-orangnya adalah ditunjuk langsung oleh IMF, agar investasi mereka di negeri ini aman-terkendali.Aduuh…!

Putriku tercinta, tidurlah. Usah kau dengarkan RAJA GUKGUK yang menyalak terus menerus. Biarkan saja. Kita tak mampu apa-apa. Demo di negeri ini hanya sebuah kemenangan berdemokrasi, tapi tidak mampu mengisi kekosongan jiwa dan perut. Contoh sederhananya, betapa kita terus menerus bicara tentang hutan yang tadinya masih SINGARIMBUN kini gundul tanpa ada yang mau bertanggungjawab. Tambang BATUBARA yang tadinya bisa menjadi andalan untuk bahan BAKARA, konon terlantar, karena percekcokan antar petinggi negeri ini.

Jadi, tidurlah putriku.

Dengan tidur, paling tidak perutmu yang keroncongan, sejenak akan hilang. Besok pagi, jika engkau BANGUN, tataplah mentari pagi, dengan penuh optimisme. Tak ada tali akar pun jadi, seperti kata banyak orang Susah Bbm Yaa Jalan Kaki (SBY-JK). Kalau toh, kita harus kembali ke zaman PURBA di era Kuantum ini, tidak mengapa. Karena kuyakini sayang, kebahagiaan hidup bukan hanya terletak pada dunia materi, tetapi bisa justru yang immateri. Sebab, ayahku yang seorang penatua, dan paling benci pada koruptor pernah berkata padaku, “Manusia tidak hanya hidup dari materi.” Tetapi ada kekuatan di luar itu, Tuhan. Dan itulah yang kuimani.
Nah putriku, agar tidurmu lelap, kuhantar engkau dengan lagu kesayanganku :
(Butet haru patibu ma magodang ale Butet…
asa adong da palang merah ale Butet…
da palang merah ni Negara ale butet…
i doge…doge…doge
i doge i… doge doge.)
***
larisnaibaho@yahoo.co.id

1 comment:

Shelly shy said...

Hi,,tulang :D ya bagus juga sih,, Tapi ini hanya akan dimengerti orang batak aja.Kalau orang lain yang baca,saya pikir mereka akan kebingungan.

Horas
Shelly Nababan